Memiliki diri sendiri



Memiliki diri sendiri

keakuan dari mana dan oleh siapa?
Jika sore telah habis, kita bisa bertanya dengan suara-suara yang sedikit, kepala menunduk, dan berbisik “keakuan ini seperti apa dan bagaimana?”
Kopi yang kita seduh pun tak menyegerakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, sebab butuh waktu sekitar 30 detik lebih setengah agar panas kopi mengambang menjadi hangat-hangat yang tersisa.
Jawabmu : “Aku lebih suka menyegerakan ini terjawab”
“Jangan tergesa-gesa, sore belum juga habis”

Memiliki diri sendiri,
Keakuan dari mana dan  oleh siapa?
Pada orang-orang yang siap memberikan kita uang,
maka bersiap-siaplah melepaskan ke dua pasang sendalmu jauh sebelum daun pintu terlewati,
senyumlah dengan semanis mungkin, usahakan bertahan 5 detik atau lebih setengah dari setengahnya,
Jangan lupa merunduk, membungkuk-bungkuk seperti budaya Jepang dalam manaruh hormat,
Kemudian berbicara pelan, menatap mata, dan rela tak menghapus keringat dan berpura-pura menikmati karena geli yang tak tertahan, sebab ini adalah tradisi hormat yang berlebih, demi sedikit atau banyak rupiah.

Memiliki diri sendiri,
Keakuan dari mana dan oleh siapa?
Jangan menumpukan harapan pada orang lain, sebab banyak kecewa yang akan kau rasa pada sandaranmu.
Ruas jari tangan dan kaki sendiri lebih baik dengan rupa yang apa adanya,
Bukankah kau sendiri yang menegaskan bahwa berharap pada orang lain justru menggantungkan diri pada kekecewaan.

Memiliki diri sendiri,
Keakuan dari mana dan oleh siapa?
Malam pun telah hampir habis,
Mencari tumpuan kuat dari tumit kaki sendiri,
Bukankah ini berat? tapi inilah yang disebut dengan Merdeka,
Pada akhirnya memiliki diri sendiri, dan memerdekakannya adalah penyederhanaan dari bahagia yang masih kita cari dari 21 sampai 23 dan angka 24 yang baru saja datang.

Aku sedang Menyederhanakan egois…
Sebab beberapa ke-egoisan dapat kita baca sebagai kemerdekaan, namun bersamaan dengan itu menjadi kungkungan bagi orang lain,.
Sebuah usaha untuk memiliki diri sendiri,
Aku banyak mencintai diriku sendiri, semoga ini bagian dari mencintai Tuhan, sebab walau bagaimana pun aku adalah salahsatu karyaNya.

nd, dalam beberapa Episode
yang tak sempat terekam dengan baik. 

Tinggalkan komentar