Penegasan Manja (Laki-laki Ibu)

Penegasan Manja..

Malam yang tak berjumlah, larut berbicara tentang warna abu rokok yang baru saja habis beberapa batang mewakili warna rambut ibu, atau rambut ayah yang kemudian ikut hitam oleh warna lapisan tanah yang paling dalam..

Seberapa sering kita mendengdangkan sunyi atau mengharapkan hiruk pikuk dari hari raya menjadi nyanyian sunyi bagi sang Perawan..
ini hanyalah nyanyian manja yang tak pernah habis
beberapa kepala memilih untuk bersembunyi dibalik kepulan asap rokok, atau bersembunyi di balik suara yang tak lagi lantang, langkah cepat yang tak terkejar, kopi yang semakin menuai pahit dari setiap tegukan yang kita awali kembali, mata yang sayu, perut yang disengaja lapar, dan kaki-kaki yang baru saja menyapu debu..
dan ini hanyalah penegasan manja dari sekian langkah yang berani untuk jauh dari pangkuan ibu..

ini tidak lebih dari kemanjaan yang belum sempat ditunaikan hingga subuh kembali didendangkan oleh batu alam yang berwujud pada basah dan suapan alam kepada mata untuk tidur kembali..

Banyak yang belum ditunaikan..
Wujud subuh masih terlalu dingin untuk kata sayang,
Pagi pun menjadi rutinitas panjang untuk membereskan tugas rumah sebelum bel sekolah memanggil..
Kemudian bulan menjelma menjadi angka yang tak terhitung, menjadikan rumah sebagai penegasan sayang atas dan milik siapa?
Bukankah hari ini kita bercengkrama keras tentang utang?
kemudian bersuara keras untuk kecurangan, pengkhianatan rasa dan lidah, serta kata-kata bodoh, terakhir tentang ludah yang belum kering di pelupuk mata sang Guru..
Maka dari pelupuk mata siapa yang berbicara tentang cinta melalui air mata yang pun jauh dari asin yang akrab merangkul tanpa pijakan yang kuat?

Bukankah kamu yang bersembunyi sebelumnya untuk mata-mata cekung dan untuk penegasan cinta dan manja yang terlalu sulit bagi Laki-laki berumur tanpa uang?
“Maka sayang tak perna bisa dibeli..” ibu berucap lirih sesaat sebelum Ayah akrab dengan tanah basah ini..

Ketegasan manja,, mata-mata yang menghindar dari tatapan ibu, tapi masih berbelas kasih dari ujung jari ibu.
Apa yang kita cari??
Malam sudah larut untuk berdebat panjang tentang Ridha-Nya..

nd, 09 April 2012
jangan terlalu sering mengadili rasa yang pun kita tak tahu seperti apa wujudnya…
“Mari merayakan prasangka..”

2 tanggapan untuk “Penegasan Manja (Laki-laki Ibu)”

Tinggalkan komentar